JENIS JENIS KOPI

Mau Aman dari Covid 19? Minum Kopi Hitam

Secarah umum dikenal 4 jenis kopi yaitu Kopi Arabika (Coffee Arabica), Kopi Liberika (Coffee Liberica), Kopi Robusta (Coffee Cannephora), Kopi Excelsa (Coffee Dewevrei). Diantara keempat ini best of the best nya adalah kopi Liberika. Di Indonesia menghasilkan 6 dari 7 jenis Kopi Arabika  yaitu Gayo (Aceh), Mandaling (Sumut),Kintamani (Bali), Mangkuraja (Bengkulu),Jawa dan Kalosi (Toraja). Sementara satu jenis lainnya dihasilkan di Jamaica yang dikenal sebagai Blue Montain.

Jenis Arabika yang termasuk langka adalah speciality arabica dan jenis lainnya adalah kopi Luwak. Syarat tumbuhnya tanaman kopi arabika adalah pada ketinggian 750-1500 dpl dengan suhu 15-18 derajat celcius. Kopi liberika tumbuh didaerah 500 - 1500 dpl dengan suhu 17 sampai 20 derajat celcius dan kopi robusta pada ketinggian 400-1000 dpl dengan suhu 18-24 derajat celcius.

 

1. Kopi Arabika

Kopi arabika awalnya berasal dari negara Brazil. Kopi arabika merupakan jenis kopi pertama yang ditemukan dan dibudidayakan oleh manusia hingga sekarang.

Kopi arabika memiliki ciri-ciri morfologi tanaman sebagai berikut : kopi arabika memiliki perakaran yang lebih dalam, daunnya tipis, percabangan tanaman yang lentur, ukuran biji kecil dengan warna hijau tua hingga merah gelap. Tanaman kopi jenis ini membutuhkan waktu 9 bulan untuk berbunga dan berbuah. Kopi arabika tumbuh di ketinggian 700-1700 m dpl (diatas permukaan laut) dengan suhu 16-20 derajat celcius.

Kelemahan dari jenis kopi arabika ini adalah salah satu jenis kopi yang rentan terhadap serangan penyakit HV Hemileia vastratix atau penyakit karat daun. Namun, kualitas bijinya jauh lebih baik dari kopi liberika dan robusta. Dan juga, kopi jenis arabika terkenal nikmat dan memiliki aroma yang sedap dan kuat.

`               Kopi arabika saat ini telah menguasai sebagian besar pasar kopi dunia dan harganya jauh lebih tinggi daripada jenis kopi lainnya. Di Indonesia sendiri kita dapat menemukan jenis kopi arabika ini dari mulai Aceh sampai di Papua.

 

2. Kopi Robusta

Kopi robusta awalnya ditemukan di negara Kongo. Jenis kopi ini dapat tumbuh baik di ketinggian 400-700 m dpl (diatas permukaan laut) dengan suhu 21-24 derajat celcius. Jenis kopi robusta lebih tahan terhadap serangan penyakit karat daun. Umumnya, jenis kopi ini memerlukan waktu 10-11 bulan untuk proses pembuahan dari bunga hingga menjadi buah.

Kelemahan dari kopi berjenis robusta ini adalah rasanya yang kurang mantap dan cenderung lebih pahit dibandingkan dengan arabika. Harganya pun jauh lebih murah dibandingkan dengan kopi berjenis arabika, sehingga di Indonesia kopi berjenis ini dikenal juga dengan “kopi murah”.

3. Kopi Liberika

Kopi liberika berasal dari Liberia, Afrika barat. Kopi liberika dapat tumbuh sekitar 9 meter dari tanah. Jenis kopi ini memiliki ukuran daun, bunga, cabang, buah, dan pohon yang lebih besar dibandingkan dengan jenis arabika dan robusta. Kopi liberika agak rentan terhadap penyakit HV Hemileia vastratix atau penyakit karat daun.

Memiliki kualitas buah yang relatif rendah, namun kopi berjenis liberika mampu berbuah sepanjang tahun dan dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah. Kopi liberika yang pernah didatangkan ke Indonesia yaitu yang bervarietas Ardoniana dan Durvei.

4. Kopi Ekselsa

Kopi ekselsa berasal dari Afrika barat, pertama kali jenis kopi ini ditemukan di dekat Danau Chad. Kopi jenis Ekselsa ini sangat cocok dibudidayakan di daerah dataran rendah yang basah. Kopi jenis ini sangat mudah dalam hal pembudidayaannya, karena kopi berjenis ekselsa tidak rentan diserang penyakit. Kopi ini juga dapat ditanam di areal lahan gambut.

Di Indonesia, kopi berjenis ekselsa mudah ditemui di kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi, karena topografi lahan di daerah sana sangat mendukung untuk ditanami kopi berjenis ekselsa ini. Memang harga dan kualitasnya masih jauh dibawah jenis kopi arabika dan robusta tetapi karena tanaman kopi berjenis ini tidak mudah diserang penyakit, sehingga banyak juga petani kopi yang membudidayakan kopi berjenis ekselsa ini.

Jika kita sudah mengetahui jenis jenis kop yang umum di jumpai di kedai kopi, saatnya kita belajar tentang Roasting kopi. Sebenarnya apa sih roasting kopi itu?

Roasting Kopi Adalah

Roasting kopi adalah proses pemanggangan biji kopi mentah. Ada tiga tingkat kematangan, yaitu light, medium, dan dark roast. Proses ini berfungsi membentuk rasa asli dari biji kopi. Biji yang tidak di-roasting terlebih dahulu akan memiliki rasa yang sangat pahit saat diseduh.

Fungsi dari proses pemanggangan adalah untuk memunculkan rasa asli dari biji kopinya agar rasanya lebih nikmat. Semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu roasting kopinya, biji akan semakin gosong. Jika semakin gosong, karakter asli dan aroma khas roasting-nya akan semakin kuat.

Tidak ada formula ataupun tingkat kematangan yang paling baik, semua tergantung pada jenis dan kualitas biji kopinya. Jenis yang berbeda memiliki suhu dan tingkat kematangan ideal yang berbeda. Begitu pula dengan kualitas biji, tingkat kematangan harus menyesuaikan kualitas green bean-nya.

Sekarang, Anda sudah tahu apa itu roasting kopi dan pentingnya proses ini. Jika Anda penasaran dan ingin mencoba di rumah, kini ada alat roasting kopi dengan skala kecil yang bisa dioperasikan baik secara manual maupun otomatis.

Jika Anda masih penasaran dengan rasa kopi yang tidak dipanggang, cobalah minuman kopi hijau. Minuman ini adalah salah satu sajian khas Tulungagung dan banyak diminum untuk menurunkan berat badan. Meski memiliki manfaat yang baik, minuman yang diseduh dari green bean ini sangatlah pahit karena kadar kafein yang masih tinggi.

Jika Anda tidak tertarik dan mencari blend yang biji kopinya di-roasting pada tingkat kematangan yang optimal, cobalah house blend dari Sasame Coffee. Jangan lupa kunjungi laman Kopipedia untuk menambah wawasanmu di dunia perkopian.

Tips Dasar Untuk Pemula Ketika Belajar Roasting Kopi

Setiap roaster pasti memiliki gaya atau ciri khas tersendiri ketika meroasting kopi. Namun, basic-basic yang harus diperhatikan tetaplah sama. Selain itu, para pemula harus benar-benar memperhatikan apa saja yang saling mempengaruhi dalam proses roasting kopi.

Roaster harus paham terlebih dahulu secara detail, bahwa biji kopi, mesin roating yang digunakan, dan karakter rasa saling mempengaruhi satu sama lain. Inilah beberapa tips dasar yang harus Anda perhatikan, simak ulasan berikut dan baca hingga tuntas.

Proses Pasca Panen

Setelah dipetik, buah kopi memasuki proses pengolahan dan proses pengolahan ini pun bermacam-macam. Setiap proses pengolahan pasti menghasilkan profil rasa yang berbeda-beda.

Contohnya, proses pengolahan kopi semi wash. Proses pengolahan kopi semi wash menyisakan kelembaban kopi hingga 30%-35%.  Kelembapan pada kopi yang tersisa hingga 30%-35% ini cenderung menghasilkan kopi dengan tingkat sweetness yang intens, body lebih penuh, dan tingkat keasaman lebih rendah.

 

Roaster percaya, perbedaan proses pasca panen ini akan menentukan keputusan bagaimana roasting seorang roaster untuk dapat mengoptimalkan rasa yang akan diciptakan.

 

Green Bean Mempengaruhi Rasa Kopi

Setiap biji kopi yang dihasilkan pasti memiliki karakter rasa yang berbeda-beda. Seperti yang kita ketahui, terdapat biji kopi dengan karakter rasa lebih fruity, caramel ataupun floral. Nah, karakter rasa yang berbeda-beda inilah dipengaruhi oleh green bean. Kita dapat mengatakan, bahwa green bean dapat mempengaruhi rasa kopi.

Lalu bagaimana mencari atau menghasilkan sebuah green bean yang berkualitas? Green bean merupakan biji mentah dari tanaman kopi, yang pada awalnya berwarna hijau. Green bean memiliki kandungan antioksidan tinggi Cholorogenic Acid yang berfungsi untuk meluruhkan lemak badan berlebih dan meningkatkan kesehatan serta kebugaran.

Buah kopi yang baru dipetik harus segera dikupas, maksimal delapan jam setelah proses pemetikan buah kopi. Kemudian, setelah dikupas, green bean harus mengalami proses fermentasi selama 16 jam. Setelah difermentasi, green bean harus dijemur. Proses penjemurannya tidak boleh langsung di atas lantai.

Nah, green bean yang berkualitas pun akan mempengaruhi rasa dari kopi yang akan dihasilkan. Maka, memilih green bean yang tepat pun juga sangat penting.

 

Teknik Roasting Mempengaruhi Karakter Rasa

Karakter rasa yang sejati dalam green bean dapat diciptakan oleh seorang roaster dengan cara menentukan teknik sangrai green bean yang tepat. Jika roaster gagal dalam memahami setiap karakter dari green bean itu sendiri, maka karakter rasa yang akan dihasilkan tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.

PERBEDAAN ANTARA LIGHT, MEDIUM DAN DARK ROAST PADA KOPI

1.       Light roast                                                                              

Untuk mereka yang menyukai kopi dengan tekstur mirip seperti teh dan karakteristik lembut, light roast adalah tingkat sangrai yang cocok. Kamu bisa memeriksa biji kopi yang dibeli untuk mengetahui tingkatannya. Biji kopi yang disangrai secara light umumnya bukan hanya akan terlihat seperti “versi paling muda” dari warna coklat kopi, tapi juga tidak ada kilau minyak yang terlalu kelihatan di permukaan biji kopi.

Semakin lama biji kopi disangrai, maka akan semakin banyak juga minyak yang akan muncul di permukaan biji kopi. Karena biji kopi ‘light roasted’ cenderung disangrai dalam waktu yang tidak lama –dan kadang dalam temperatur rendah, minyak kopi pun belum sempat muncul ke permukaan biji kopinya.

2.       Medium roast

Teksturnya sedikit mirip teh dan setingkat lebih “tanned” dari light roast. Hampir sama seperti light roast, jika melihat biji kopi yang disangrai dalam level ini, maka kita pun tidak akan menemukan minyak kopi yang terlalu kentara pada bijinya. Namun jika kamu mencoba dua kopi seduhan ala manual brew yang masing-masing disangrai dengan light dan medium, maka kamu akan merasakan perbedaannya.

Kopi yang disangrai dalam level medium cenderung memiliki rasa yang lebih intens dibandingkan dengan light, tapi kadarnya tetap tidak sekuat dark roast. Karena ia mampu menghadirkan rasa dan komposisi yang pas, tidak heran kalau level roasting ini pun cukup popular di banyak roaster.  

3.       Medium-dark roast

Selanjutnya dalam spektrum rasa kopi adalah level medium-dark. Ini adalah tingkatan yang akan menghadirkan body lebih heavy dan lebih intens pada kopi. Biji yang disangrai dalam level ini cenderung sudah memiliki tampilan kemilau minyak pada permukaan biji kopi. Ketika diseduh pun rasanya sudah lebih membentuk karakter pahit-manis yang nikmat.

4.       Dark roast and Beyonce

Kopi-kopi dark roast (dan level di atasnya semacam Italian, Vienna atau French roast),umumnya dilakukan jika kopi tersebut akan ditambahkan lagi dengan campuran susu, gula dan sebagainya menjadi entah cappuccino, latte, flat white dan sebagainya. Jarang sekali kopi seduh manual, alias manual brew, yang menggunakan level sangrai ini. Kopi dark roast pada dasarnya hampir tidak lagi menyimpan karakter apapun selain rasa gosong dan pahit yang hangus. Sekiranya pun ada karakter asli tersisa, itu pun sudah sangat sedikit sekali. Keunggulan kopi dark roasted ini, menurut saya, terlerak pada aromanya yang wangi dan harum begitu diseduh dengan air panas.

 

Ngopi di tempat yang minimalis, modern, serta instagramable? Bisa banget, di Prague Coffee and Eatery semua bisa kamu dapatkan.

Silakan kunjungi kami langsung Prague Coffee and Eatery, Jl. Slamet Riyadi No.39, Klegen, Kec. Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur


#prague #madiunhits #kulinermadiun #kulinerponorogo 

#kulinerngawi #praguecateringmadiun #cateringmadiun #madiunkuliner #madiunmakan #madiunfoodies #exploremadiun #madiunfood #madiunnongkrong #wisatakulinermadiun

 #wisatamadiun #nongkrongmadiun #foodporn #westernfood #masakannusantara #medhioenae
#reservasi
 #praguecoffeeandeatery #ricebowl #eskrim #pragueeskriom

 


Post a Comment

Previous Post Next Post